Langsung ke konten utama

Review Novel Hujan karya Tere Liye

Judul Buku: Hujan
Penulis: Tere Liye
Cetakan ke-28 Mei 2018
Tebal: 320 halaman
Penerbit: PT Gramedia Pustakan Utama



Novel ini berlatar waktu pada tahun 2050, tetapi memiliki alur campuran dari tahun 2042 hingga tahun 2050. Cerita pada novel ini bermula dengan adanya bencana alam maha dahsyat yang terjadi pada tahun 2042 yang mampu menghapus sebagian besar populasi dari seluruh dunia. Memuat dua tokoh utama bernama Lail dan Esok. Lail gadis remaja berusia 13 tahun yang terpaksa harus menjadi yatim piatu sejak bencana terjadi. Dan Esok anak lelaki yang berusia 15 tahun yang kehilangan kakak-kakaknya dan harus merawat ibunya yang terluka karena bencana.

Alur cerita yang luar biasa, tidak tertebak dan mengharukan. Seperti kata yang ada di sampul belakang novel, "Tentang Persahabatan, Tentang Cinta, Tentang Melupakan, Tentang Perpisahan, dan Tentang Hujan". Tere Liye selalu bisa membuat suasana hati pembacanya terbawa dengan alur yang ada dicerita dalam novel.

Menceritakan bagaimana kehidupan Esok dan Lail yang masih muda dan harus hidup di tenda pengungsian setelah bencana. Yang mana pada masa itu, karena bencana alam maha dahsyat bumi seperti mengalami musim yang aneh. Musim dingin yang ekstrim membuat beberapa negara harus mengalami krisis pangan dan menjadi negara yang harus mendapat perhatian khusus.

Musim dingin ekstrim yang berlalu semakin lama menjadikan masyarakat di kota tempat Esok dan Lail tinggal meminta pemerintah untuk meluncurkan pesawat ulang alik untuk menyiram angkasa menggunakan gas sulfur dioksida agar langit dapat cerah kembali, seperti yang telah dilakukan oleh negara-negara lain yang mengalami hal serupa. Ternyata hal itu tidak memberikan dampak yang sepenuhnya bagus untuk bumi. Bumi malah mengalami kerusakan yang semakin parah. Hingga akhirnya bumi mengaalami musim panas ekstrim yang suhunya semakin meningkat setiap hari.



Lail, seorang gadis tangguh yang begitu menyayangi orang terdekatnya, memiliki jiwa sosial tinggi, rela menolong orang lain, dan tangguh dalam segala masalah.
Esok, seorang anak laki-laki jenius yang mampu menciptakan berbagai penemuan-penemuan hebat pada zaman ini di usianya yang masih terbilang muda.

Perjuangan hidup untuk sembuh dari trauma bencana memang sulit, tapi jika pada saat itu ada seseorang yang selalu ada disampingmu, membantu, menemani, dan merawat, maka akan lain pula ceritanya. Tentulah orang tersebut akan menjadi seseorang yang sangat berarti sepanjang hidup. Itulah yang terjadi dengan Esok dan Lail. Walaupun setelah negara tempat mereka tinggal mengalami pemulihan yang signifikan, tenda-tenda pengungsian mulai ditutup dan para warga kembali ke tempat tinggal asalnya, Lail dan Esok harus terpisah.


Esok anak laki-laki cerdas yang diadopsi oleh walikota dan disekolahkan hingga ia mampu melakukan proyek besar yang akan menyelamatkan bumi dari kepunahan. Dan Lail, yatim piatu yang harus tinggal di panti asuhan tetapi memiliki mimpi dan cita-cita yang luar biasa untuk umat manusia. Kisah cinta penuh kesabaran, pengharapan, dan cemburu yang mereka jalani. Bagaimana Tere Liye menuangkan cerita dalam tulisan yang membawa pembaca merasakan keadaan sedih, haru, kecewa, hingga bahagia, rasanya begitu pas untuk mendapatkan nilai 8.5/10

Kisah cinta Esok dan Lail yang tidak seperti kisah cinta pada novel teenlit atau anak remaja umumnya. Kisah cinta yang tulus, yang mana cita-cita lebih diutamakan terlebih dahulu. Novel ini dirasa bagus dibaca oleh semua umur, apalagi anak-anak remaja yang zaman sekarang sudah terkontaminasi oleh virus bucin hingga mengesampingkan sekolah atau kuliahnya.


Sebuah quotes bagus yang ada diakhir epilog buku ini adalah:
Bukan melupakan yang jadi masalahnya. tapi menerima. Barangsiapa yang  bisa menerima, maka dia akan dengan bisa melupakan, hidup bahagia. Tapi jika dia tidak bisa menerima, dia tidak akan pernah bisa melupakan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Buku : Permainan Tradisional Rakyat Kalimantan Selatan

Judul Buku: Permainan Tradisional Rakyat Kalimantan Selatan Penulis: Sirajul Huda HM Tahun Terbit: 2015 Tebal Halaman: 99 halaman Penerbit: Pustaka Banua Seperti namanya, buku ini memuat banyak sekali permainan-permaina  tradisional yang ada di Kalimantan Selatan. Tidak hanya menyebutkan jenis-jenis permainan yang ada, buku ini juga dilengkapi dengan aturan permainan dan foto alat atau media permainan yang dibutuhkan. Ditinjau dari bagaimana anak-anak sekarang yang gemar sekali bermain game online , buku ini memang dirasa perlu sekali untuk dibaca dan diketahui oleh para orangtua, guru-guru, dan siapapun Anda yang ingin tahu atau merindukan apa saja permainan-permainan tradisional Kalimantan Selatan. Anak-anak milineal sekarang yang begitu gemar bermain dengan gadgetnya seringkali tampak loyo dan bahkan bahayanya sudah ada yang bisa dikatakan kecanduan dengan gadget. Seperti yang dituangkan pada pengantar buku ini, oleh Bapak Desmon J Mahesa selaku wakil Ketua Komisi I